Sunday, October 12, 2014

Motif Batik Meru

Batik Meru
Motif Batik Meru

Nama motif batik berasal dari kata Gunung Mahameru. Gunung tersebut dianggap skaral dan dipercaya sebagai singgasana bagi Tri Murti yaitu Sang Hyang Brahma, Sang Hyang Wisnu, dan Sang Hyang Siwa. Tri Murti melambangkan sumber kehidupan, kemakmuran, dan kebahagiaan dalam hidup. Pemakai kain batik dengan motif ini diharapkan mendapatkan kemakmuran, kebahagiaan, dan berkah dari Tri Murti.

Motif Batik Mega Mendung

Motif Batik Mega Mendung
Motif Batik Mega Mendung

Motif ini mempunyai bentuk garis lengkung mngecil kemudian membesar yang menampilkan gerak teratur yang harmonis. Bentuk ini menyampaikan pesan moral pada kehidupan manusia yang selalu berubah yaitu terkadang diatas dan terkadang dibawah. Motif ini bisa juga bermakna transidental atau Ketuhanan.

Motif Batik Kawung

Motif Batik Kawung
Motif Batik Kawung

Dalam bahasa Sunda Kawung mempunyai arti buah aren atau kolang-kaling. Motif ini berbentuk seperti buah kolang-kaling yang dipotong melingtang membelah sehingga tampak mapt biji. Motif ini biasa digunakan keluarga kerajaan sebagai lambang keperkasaan.

Saturday, October 11, 2014

Motif Batik Bali

Motif Batik Bali
Motif Batik Bali

Sejarah Batik Bali dimulai di tahun 1970-an yang diprakarsai oleh Pande Ketut Krisna yang berasal dari Banjar Tegeha, Desa Batubulan, Sukawati, Kabupaten Gianyar. Kala itu Ketut Krisna masih menggunakan teknik tenun cap dengan memakai  alat tenun manual atau biasa disebut Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Pertumbuhan industri batik Bali berkembang sangat cepat. Hal ini karena kebutuhan dan permintaan pasar sangat tinggi. Selain digemari wisatawan yang datang ke Bali, warga lokal sendiri membutuhkan kain batik untuk kegiatan upacara keagamaan. Pada acara adat atau upacara keagamaan warga Bali memakai batik sebagai kain yang diikatkan di pinggang atau digunakan sebagai ikat kepala (udeng).

Dari segi desain, batik Bali memiliki keunikan karakteristik tersendiri diantara semua batik yang ada di Indonesia. Motif kainnya yang sangat banyak dan bervariasi membuat konsumen ingin mengoleksinya. Situasi ini yang membuat Batik Bali semakin populer dan mendapat tanggapan bagus di pasaran. Batik Bali kebanyakan memiliki motif tumbuhan dan hewan. Namun pada sejarah perkembangannya motif tumbuhan dan hewan pada Batik Bali beralih ke motif abstrak seperti awan, relief candi, wayang, dan lainnya. Keunikan Batik Bali terdapat pada motifnya yang memadukan antara tradisional dan modern. Keunikan kain Batik Bali ditunjukkan menggunakan simbol-simbol khas derah seperti burung bangau, naga, kura-kura, dan rusa. Sentuhan modern Batik Bali tampak pada warna kain yang cerah dan corak bergelombang. Para pengrajin Batik Bali lebih memiliki kebebasan dalam menuangkan kreatifitasnya daripada pengrajin batik di Pulau Jawa karena memang tidak terlalu terikat pakem tertentu.

Bisa dibilang motif Batik Bali memiliki kebebasan dalam menuangkan kreatifitasnya. Motif batik ini juga terinspirasi dari kisah-kisah para Dewa dalam keseharian warga Bali. Hal itu tampak pada motif yang dibuat dengan corak dan pola yang rumit. Desain Batik Bali juga menunjukkan perbedaan status sosial pada masyarakat Bali. Batik Bali mempunyai aroma khas Bali karena terbuat dari bahan-bahan alami seperti aneka rempah-rempahan dan juga kayu-kayu yang memilliki aroma tertentu.

Monday, October 6, 2014

Motif Batik Truntum

Motif Batik Truntum
Motif Batik Truntum

Motif batik truntum diciptakan oleh Kanjeng Ratu Kencana (Permaisuri Sunan Paku Buwana III) yang memiliki makna cinta yang tumbuh kembali. Kain batik dengan motif truntum biasanya dipakai oleh orang tua pengantin pada hari pernikahan. Motif ini diciptakan sebagai simbol cinta yang tulus, abadi, dan semakin lama semakin semakin berkembang(tumaruntum). Motif ini juga bisa bermakna orang tua wajib menuntun pasangan pengantin untuk menjalani kehidupan baru.

Hari Batik Nasional

Hari Batik Nasional
Hari Batik Nasional

Pada 2 Oktober 2009, Badan PBB untuk masalah kebudayaan, United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menetapkan Batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity).

Hal tersebut yang menjadi alasan mengapa tanggal 2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik Nasional. Dalam situs Wikipedia, tanggal tersebut bukan hanya diperingati sebagai Hari Batik Nasional, UNESCO menetapkan sebagai Hari Batik Sedunia.

Proses yang ditempuh oleh Pemerintah Indonesia terbilang cukup lama untuk mendapat pengakuan refresentatif dari UNESCO soal Batik. Diawali dengan proses nominasi Batik Indonesia ke UNESCO pada tanggal 3 September 2008, pemerintah Indonesia harus menunggu lebih dari 4 bulan. UNESCO akhirnya menerima secara resmi pada 9 Januari 2009 untuk diproses lebih lanjut.

Sebelumnya, prahara terjadi berkaitan tentang Batik. Malaysia kembali berulah dengan menjadi momok menjengkelkan bagi Indonesia dalam hal pengklaiman kebudayaan. Namun, pemerintah Indonesia langsung bereaksi atas kejadian itu dengan mendaftarkan Batik ke UNESCO. Beberapa bulan setelah diterima UNESCO, tahap selanjutnya yang ditempuh dalam proses pengakuan Batik ialah pengujian tertutup di Paris. UNESCO menggelar pengujian selama empat hari, 11-14 Mei 2009.
Hal yang ditunggu akhirnya tiba. Rabu, 2 Oktober 2009, jadi puncak penantian Indonesia. UNESCO mengukuhkan batik Indonesia dalam daftar representative Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.  Pengakuan UNESCO itu ditindaklanjuti oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 2009 yang menetapkan bahwa setiap tanggal 2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik Nasional.

Dalam situs resmi UNESCO tertulis bahwa Batik Indonesia memiliki banyak simbol yang bertautan erat dengan status sosial, kebudayaan lokal, alam dan sejarah itu sendiri. Batik adalah identitas bangsa Indonesia. Batik pun dipercaya menjadi bagian penting seseorang di Indonesia sejak lahir hingga meninggal dunia.


Hari Batik Nasional ini merupakan usaha pemerintah untuk meningkatkan martabat bangsa Indonesia dan citra positif di forum internasional. Sebab, pengakuan terhadap batik merupakan pengakuan dunia terhadap budaya Indonesia. Tujuan lainnya tentu saja untuk menumbuhkan kebanggaan dan kecintaan masyarakat terhadap kebudayaan Indonesia.